CerMi Episode 2 iCM2

D'icm2

Rabu, 11 Februari 2015 pukul 13.00 hari pertama saya ngampuh kelas iLearning  mata kuliah Kebudayaan Indonesia. Dengan iMe Class yang telah dimasukkan ke iDu satu hari sebelumnya, hasil jerih payah iDu Class saya akan diuji cobakan hari ini. Untuk dosen iLearning “pemula” kondisi ini menjadi tantangan bagi saya menghadapi kelas dengan 50 mahasiswa yang notabene “pemula” pula (angkatan 2014-2015). Minjam istilah Miss Hani masih “hijau” yang satu hijaunya hijau muda untuk mahasiswanya sementara dosennya hijau tuaaaee………he….he….he. Sesi pertama diisi dengan pengenalan mata kuliah dan tentunya “promosi” hot issue yang tengah kita jalankan yaitu SKUP. Dengan bahasa yang sederhana saya mencoba mentransferkan pemahaman dan pengertian tentang SKUP ini tentunya dengan rumus yang pernah saya tulis yaitu 5W+1H nya SKUP.

Alhamdulillah respon mahasiswa atas SKUP ini positif, walaupun saya faham dalam proses belajar mengajar (pbm) iLearning mereka pun relatif masih baru, namun saya tidak under estimate dan pada saatnya nanti mereka akan saya giring untuk lebih dalam lagi memahami dan menjalankan pbm iLearning by SKUP. “Sounding” pertama perihal SKUP telah dilakukan, selanjutnya tinggal mengajak mereka yang pertama adalah memiliki kemamuan dan kemampuan membuat dan menulis posting di site iMe nya masing-masing. (masih sedikit dari sekian jumlah mahasiswa yang memiliki personal iMe)

Kamis. 12 Januari pukul 14.40 kembali masuk kelas iLearning dengan mk sama dikelas berbeda. Wauuuuw kembali terkejut…kejut, saya mendapat kurang lebih 50 mahasiswa masih “hijau muda” lagi. Sekali lagi saya bersyukur dan good news nya adalah saya memiliki 100 mahasiswa untuk saya ajak berkolaborasi dan menjadi “potential downline” he…….he…..he…..untuk memenuhi target minimal 10 follower agar bisa lolos-lulus iCM2. Selama dua atau tiga pertemuan kedepan segala daya upaya harus dikerahkan nih……… agar mereka siap untuk di undang masuk ke SKUP saya. Long….long live iLearning……..he…he…he

Jumat, 13 Februari 2015. Dua minggu telah berlalu sejak dimulainya pelatihan iCM gelombang 2 ini berjalan, ditengah kesibukan rutin peserta pelatihan menjalani tugas/pekerjaan, disadari atau tidak baru menginjak minggu kedua saja pelatihan ini sudah banyak progres maupun perubahan (sikap) positif yang dihasilkan dan dirasakan oleh masing-masing individu, yang begitu terasa dan kental nuansanya adalah betapa peserta pelatihan telah dipersatukan oleh yang namanya keinginan untuk memberikan kontribusi terbaiknya, saling memberi, saling berbagi, semua menyatu dalam satu kata yaitu semangat………sekali lagi semangat, semangat untuk memberi dan berbagi pengalaman, kemampuan dan banyak hal demi  mencapai hasil yang lebih baik. Tidak ada kendala, tidak ada kesulitan, tidak ada problem dalam menjalani  proses pelatihan ini yang tidak dapat diselesaikan dan dicarikan solusinya, semua lebur berbaur menyatu saling membantu……so……We can solve any problem.

Dibanding dengan kondisi pelatihan yang “konvensional” mungkin saja nuansa dan perubahan-perubahan yang dialami oleh masing-masing-masing individu tidak akan “sedahsyat” seperti yang dirasakan atau diperoleh dari pelatihan iCM ini. Jujur saya harus katakan setelah sekian lama pernah berkecimpung di dunia pelatihan baik sebagai partisipan maupun fasilitator, pendapat saya bahwa wahana pelatihan iCM ini bagi para pesertanya telah menjadi Best Teacher for Great Sustainable Experience.

images (1)

Hari Jumat, 13 Februari 2015 pukul 15.00 saya duduk berhadapan di meja yang sama bersama seorang peserta pelatihan untuk menimba ilmu dan berdiskusi mengurai problem yang sedang saya hadapi berkaitan dengan assignment iCM. Note: Untuk Khanna terima kasih atas waktu dan ilmunya yang telah diberikan sehingga saya “terbebas dari kebodohan”. Saya menyadari inilah titik lemah yang paling krusial yang harus saya hadapi yaitu berkaitan dengan masalah teknis membuat tampilan iMe Class menjadi lebih  “enak” dilihat mudah diakses dalam satu page, agar tidak seperti tampilan iMe Class sebelumnya. Pemikiran saya simpel-simpel saja jika saya menginginkan sesuatu, maka saya harus tahu dan terlibat minimal dalam proses mendapatkannya sebelum benar-benar memilikinya. Pasti banyak cara mendapatkan “kemudahan” untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan…….tapi prinsip saya ….. its not a gift but its an achievement. 

Dan kini saatnya saya ingin memberi dan berbagi…………………..namun sekali lagi dengan segala keterbatasan ilmu/skill/teknik dibidang ITC yang masih sangat-sangat minim ini, saya berbagi sesuai dengan kemampuan yang saya miliki dengan paling tidak berbagi pengalaman dan berbagi pertanyaan-pertanyaan perihal apa saja yang belum saya ketahui dan belum dapat saya kerjakan. We can share ideas and give what we know for the benefit of all participants and ……..for a while only with this CerMi I can share and give to all.

CerMi ini ditulis dan dipublish hari Sabtu 14 Februari 2015 menjelang magrib setelah mengobrak-ngabrik SKUP saya hasil belajar bersama Khanna hari Jumat sebelumnya. Thank’s again to Khanna.

Have nice week end……….classmate 

 

5 thoughts on “CerMi Episode 2 iCM2

    • Terima kasih Pak Agus, mudah-mudahan dari sekian banyak prospect, harus ada yang “nyangkut” nih ke jejaring yang sudah ditebar. Jika kejadian rilis, betul juga yah harus siap-siap tangan ini tek…lok…..he…he…he.

  1. Big applouse untuk penulis kita…
    Luar biasa… Siapa bilang kita bodoh ya pak???
    Dan siapa bilang semua itu sulit??

    Dengan niat dan tekad semua kita halau…
    Kita bisa karena terbiasa..

    Iya nie… miss honey masih hijau…
    Wkwkwkwkwk

Leave a Reply