KEDUANYA MASUK SYURGA
Diceritakan dalam hadits : Dua orang menghadap Tuhan untuk mencari keadilan. salah seorang pencari keadilan meminta keadilan kepada Tuhan atas perbuatan dholim yang dilakukan sahabatnya sewaktu di dunia, “Ya Tuhan Engkau Maha Adil, tolong beri hukuman seadil-adilnya atas perbuatan dholim yang dilakukan sahabatku ini sewaktu di dunia”. Pada saat bersamaan Tuhan menunjukan sebuah Bangunan Istana indah dan megah dalam surga sehingga pencari keadilan tercengang dan kagum seraya bertanya, “Wahai Tuhan bangunan apakah itu, dan untuk siapa ?”. Itu sebuah istana megah beserta isinya dalam surga, dan untuk siapa saja yang mampu membelinya, jawabTuhan. Dengan apa saya harus membeli istana tersebut ?, tanya pencari keadilan. Dengan memaafkan sudara-mu yang telah mendholimi kamu, jawab Tuhan. (Disadur dengan dasar Surat Ali Imran : 134).
Suatu hari gubernur Abdullah bin Adam berjalan mengontrol kondisi wilayahnya, sampai pada suatu wilayah pedesaan Beliau bertemu dengan seorang prajurit yang baru turun dari gunung. Dengan pongah prajurit tersebut bertanya dengan sikap congkak dan nada kasar “Hai orang tua, mana jalan menuju kota ?”. Bapak mengikuti jalan ini, di pertigaan belok kanan, jawab sang gubernur lembut. Beberapa saat kemudian prajurit tersebut kembali menemui sang gubernur dan langsung memekulinya hingga mulut sang gubernur berdarah, tanpa memberi penjelasan pokok permasalahannya. Saat kejadian, datang prajurit kedua melerai, seraya berkata “Hai kawanku.. tidakkah kamu tahu.. siapa yang kamu aniaya…dia sang gubernur kita”. Dengan gemetar dan ketakutan prajurit pertama meratap dan memohon, “Wahai tuan gubernur…ampuni saya…jangan pecat saya…”. Sebelum kamu minta maaf saya telah memaafkan dan mendo’akan agar kamu masuk surga, jawab gubernur Abdullah bin Adam. Prajurit pertama tercengang keheranan dan bertanya, “Wahai tuan gubernur….kenapa tuan memaafkan dan medo’akanku padahal saya telah berlaku dholim pada-mu”. Apakah salah kalau saya mendo’akan orang yang menyebabkanku masuk surga, jawab gubernur Abdullah bin Adam. Saat kamu memukuli-ku, saya sabar menahan amarahku, padahal saya dapat membalas dengan kekuasaan-ku, atas kesabaran menahan amarah dan memaafkan orang yang dholim, Allah Tuhan-ku menjanjikan surga untuk-ku, apakah tidak boleh mendoakanmu agar kamu masuk surga, lanjut Sang gubernur. Saya masuk surga karena kesabaran menahan amarah dan memaafkan, sedangkan kamu masuk surga atas doa dan maafku, jelas sang gubernur menguatkan.