Terima kasihku untuk Sang Guru

Hi all ..
Happy day …
Jumpa lagi dengan CerMe iCM …
semoga masih tetap semangat ..!!!

https://ignasp11.files.wordpress.com/2014/01/mawar-putih02.jpgIni CerMe yang saya persembahkan untuk Sir UR dan Miss Honey yang telah menjadi Guru dalam pelatihan iCM2 ini. Yang saya tulis ini bukan cerita dari buku dongeng atau cerita dari antah berantah tetapi apa yang saya alami beberapa tahun lalu yang membuat saya merasa bahwa saya telah berguru, lebih tepatnya saya telah digurui oleh Pak Tukang bangunan yang sedang bekerja di rumah saya itu.

https://ignasp11.files.wordpress.com/2014/01/toga-copy1.jpg

Guru bagi saya adalah siapapun dan apapun yang mengingatkan saya untuk mau belajar, saya anggap sebagai Guru.  Seperti halnya yang ditulis pak Aris Martono, Guru sebagai tempat untuk memperoleh “wisdom”, ada guru dosen, ada guru sekolah, ada guru spiritual, ada guru-silat dan lain-lain. Buat saya bahkan Burung Kedidi dan Siput pun bisa dianggap guru. Inilah ceritanya …

https://ignasp11.files.wordpress.com/2014/01/ruangbuku.jpg

Ruangan ini adalah tempat dimana saya menyimpan buku, saya tidak bermaksud memamerkan buku-buku saya yang penuh debu karena hanya Sabtu dan Minggu saya sempat ke tempat ini, juga tidak bermaksud memamerkan gambar harimau yang mirip saya itu (nggak serem khan …?), tetapi disinilah sebuah peristiwa dimana saya digurui oleh seorang tukang bangunan.

Dulunya ini adalah atap sebuah garasi yang karena waktu itu ada krismon sehingga terbengkalai dan akhirnya bekas cor-coran itu ditumbuhi lumut dan rumput liar, lalu saya suruh tukang bangunan untuk membuat atap dengan batu bata sebagai dindingnya agar tidak terlalu berantakan. Karena tidak banyak dana tersedia maka saya suruh Pak Tukang tersebut bekerja hanya seadanya saja sesuai budget yang tersedia.

Kira-kira seminggu selesailah sudah sesuai perkiraan saya, ada atap genting dan dinding batu bata yang belum diplester,  beres dah …. pikir saya…, dan upahpun saya berikan. Tetapi apa yang terjadi ..? ternyata besuk paginya Pak Tukang masih datang lagi dan melanjutkan pekerjaan yang menurut dia belum selesai.

Saya agak kesal saat itu dan saya bilang ” Pak kerjanya udahan dulu, saya sudah tidak ada dana nanti tidak bisa bayar upahnya..”, dengan santainya dia bilang ” Ah .. bapak kan bisa saja cari pinjaman di kantor atau di Bank “. Waduh … saya sudah banyak utang malah disuruh tambah utang lagi nich ? pikir saya dengan hati sangat kesal …

Hari berikutnya Pak Tukang masih melanjutkan pekerjaannya dengan tanpa rasa salah walaupun saya sudah bertampang kesal, saya tanya lagi Pak Tukang tersebut, siapa tahu karena perlu uang dan butuh banget pekerjaan sehingga ngotot untuk tetap bekerja, tetapi apa yang dikatakannya bagaikan petir di siang bolong membuat saya bagikan mahasiswa yang dikuliahi oleh seorang profesor, begini jawabnya …

” Pak … kalau pekerjaan ini saya tinggalkan seperti ini, kalau nanti ada orang lain, tamu atau sodara bapak datang dan menanyakan, siapa tukangnya ? , lalu bapak sebut nama saya , kan saya yang malu pak, masak kerjaan saya hasilnya cuma kayak gini …, tapi kalau saya kerjakan sampai selesai kan saya tidak malu dan bapak juga senang..”

Kata kata yang biasa itu mempunyai makna sangat luar biasa buat saya, seorang tukang bangunan saja ingin membuat pekerjaannya selesai sebaik mungkin, apalagi saya yang lulus sarjana… ( walaupun lulusnya pas-pasan …..,  tidak sebagus Erlita  he he .. ).

Akhirnya selesailah ruang diatas garasi tersebut lengkap dengan pintu dan jendela sebagaimana layaknya sebuah ruangan, disitulah sekarang buku-buku saya berada. Setiap saya ke ruang tersebut selalu terngiang-ngiang kata-kata Pak Tukang tersebut dan selalu mengingatkan saya untuk sebisa mungkin melakukan sesuatu yang terbaik.

icm_yusup3Demikian pulalah yang teringat saat saya mengerjakan assignment-assignment iCM2, malu rasanya sama Pak Tukang yang telah menggurui saya itu, maka saya usahakan mengerjakan sebaik mungkin sesuai kapasitas dan porsinya.

Coba bayangkan kalau saya mengerjakan assignment dan laporan iCM2 ini asal-asalan,  jika misalnya teman, tetangga, apalagi dosen dari perguruan tinggi lain menanyakan “pelatihan iCM itu dimana ?“,  kan sulit juga saya  untuk menjawabnya … Apalagi kalau menanyakan ” siapa gurunya …? ” , waduh ….!!!   apa kata dunia …?!!

Itulah mengapa saya usahakan mengerjakan sebaik mungkin tugas iCM2 ini semampu saya, jika seandainya ada yang tanya “dimana tempatnya..?”,  saya bisa katakan ” di Perguruan Tinggi Raharja “, kalau tanya “siapa gurunya..?” , tanpa ragu-ragu dan dengan bangga saya bisa katakan  Sir UR dan Miss Honey“.

Yah … begitulah cerita singkatnya … siapa tahu ada gunanya bagi yang membacanya.

Sebagai rasa terima kasihku kepada Sang Guru, rasanya tidaklah cukup setangkai bunga, seandainya mungkin kukirimkan semua yang ada di Taman Bunga Nusantara ……

Thank you to Sang Guru … Gracias … Xie xie … matur suwun ..

https://ignasp11.files.wordpress.com/2014/01/taman-bunga-nusantara6.jpg

ignasp

This entry was posted in Uncategorized by Ignatius Agus Supriyono. Bookmark the permalink.

About Ignatius Agus Supriyono

My job as ICT supervisor at Sekolah Pelita Harapan International Kemang Village - South Jakarta. I was DTYM at STMIK Raharja - Tangerang in period 2009-2010, and I have been teaching since 2011 until now. In the past I was a Global Network Engineer at PT.Unisistama Megah ( Unisys sub in Indonesia ) from 1996-2009, and as a hardware engineer at PT. Praweda Ciptakarsa Informatika - NVPD Soedarpo Corporation from 1989-1996, and I was a government employee at Directorate General of Fisheries - Agriculture Department from 1984-1996. ignasp

11 thoughts on “Terima kasihku untuk Sang Guru

  1. Vielen dank!
    Iya pak memang guru itu sebenarnya tidak harus yang berlabel atau yang berjensah eh berijasah pak!
    Bahkan sebenarnya benda matipun bisa menjadi guru misalnya buku yang kta baca asal bisa memberikan sesuatu yang baru dan bermanfaat pastilah kita sebut guru bahkan ada yang bilang buku itu adalah guru yang tidak pernah marah! Bahkan dalam ilmu silat misalnya SHAOLIN banyak juga pendekar2nya berguru pada bintang2 artinya jurus2 silatnya banyak yang menirukan jurus binatang!
    Misalnya jurus bangau mabuk, jurus singa mengaum, jurus kerbau seruduk, dll.
    Jadi, Guru itu sangat penting pak dan setiap kehidupan selalu memerlukan guru karena manusia harus bertumbuh atau berubah menjadi lebih baik/lebih bisa! Jadi tidak boleh diam yang kekal adalah “perubahan”.
    Oke!

  2. Dengan ketinggian hati, kita merasakan diri kita sebagai guru untuk semua orang. Menyebabkan kita tidak punya kemampuan dan persepsi untuk berguru kepada apapun dialam semesta ini. Akibatnya, kepribadian kita tidak berkembang dan stagnan.
    Dengan kerendahan hati, kita merasakan diri kita bisa berguru dari semua orang.
    Menyebabkan kita memiliki kemampuan dan persepsi untuk berguru kepada apapun dialam semesta ini. Akibatnya, kepribadian kita berkembang pesat.
    Itu yang saya belajar juga dari P Agus, sehingga P Agus pun saya anggap guru saya. Saya banyak belajar juga dari P Agus juga, dan kepribadian ku pun berkembang.

  3. CerMi Guru dan Berguru menjadi begitu inspiratif nya untuk kita semua, ketika dua kata ini digabung membentuk frase Guru Berguru, sungguh menjadi dalam makna dan pengertiannya. Saya merasa bersyukur memiliki kolega/rekan “Guru yang terus Berguru” dan berada di lingkungan yang senantiasa terus mau memberi dan berbagi (pengalaman, ilmu, pengetahuan), sehingga jiwa dan karsa kita pun berkesinambungan menjadi terasah. Terima kasih Pak Agus telah menggugah dan menginspirasi dengan senantiasa memberikan kebaikan dan yang terbaik bagi kita semua.

  4. Dear P Agus..
    Terlalu berlebihan rasanya bila bapak menyamakan saya dengan ‘guru’ yang sebenarnya..
    Terlebih disandingkan dengan Sir UR…
    Jauhhhhhhhh bangettt…

    Beliau adalah suhu saya,..
    Orang2 disekitar saya pun adalah guru bagi saya..
    Semua peserta ICM2 juga adalah guru u saya..
    Semua ilmu yg saya dapat dari siapaun..
    Yang bermanfaat bagi hidup saya dan orang sekitar..
    Mereka pun guru bagi sya..

    Termasuk P Agus adalah guru ku…
    Big thanks juga ga cukup saya berikan u Sir UR yg memaksa saya dengan manis u terjun lebih dekat dengan teknologi..
    Ungkapan tak kena maka tak sayang itu benar adanya..

    Thank u for u all..

  5. Iya pa Agus, kehidupan adalah guru yang bijak. seperti yang dinyatakan Mr. Han diperankan Jacky Chan –dalam film Karate Kid–kepada muridnya: kungfu adalah kehidupan. Semua yang di alam semesta ini adalah guru yang bisa diambil hikmahnya bagi yg mampu memahaminya. Selamat dan sukses ya pa….

Leave a Reply